Beranda

Minggu, 01 Desember 2013

Apa cuma cewek? Jawabanya...

Apa cuma cewek yang ngerasa kalo semua cowok itu sama aja?

Jawabanya, enggak.

Menurut gue, banyak cowok-cowok yang ngerasa bahwa semua cewek juga sama aja. Kenapa? Gini, setiap kali cewek ngerasa kalo semua cowok sama aja, kemungkinan besar dia belum dapet apa yang dia mau.. atau mungkin dia sudah dapat dan sayang, lalu hilang gitu aja.

Gue contohin:
Anggap aja namanya cristin. Cristin ini cewek yang primadona banget di kampungnya. Kampung yang mayoritas adalah laki-laki, dan bukan setengah laki-laki. Awal kisah, cristin memiliki seorang pacar, namanya bram. Bram adalah orang yang baik, sopan, berkecukupan. Suatu saat, ada rasa yang membuat bosan bram terhadap pacaranya, dan itu sebuah hal biasa. Jeleknya, dari semua kebaikan bram, cristin selalu jadi orang nomer satu. Dan berikut cewek-cewek sekampunya yang memiliki predikat nomer dua dan nomer tiga, liana, dan fiona. Singkat cerita, cristin akhirnya tau, bahwa dia adaalah orang nomer satu buat bram, walapun ada nomer berikutnya. Hingga hubunganpun berakhir. Cristin bukan enggak bisa move on, tapi cristin sudah terlanjur nyaman dengan kesempurnaanya bram.

Lambat laun, cristin mencari apa yang dia inginkan seperti bram, namun nihil. Kepribadian bram yang sempurna membuat cristin mencari apa yang dia dapat harus semirip mungkin dengan bram. Namun pada akhirnya, cristin menemukan apa yang ia mau. Namum sialnya, wahyu tak sebaik bram yang sopan. Wahyu kasar.. suka marah marah,
Suka bentak-bentak. Suka ngamplas badan sendiri sangking kasarnya. Hingga hubungannya pun kembali kandas. Lagi-lagi cristin susah move on dan mencari yang sesuai dengan dirinya lagi. Hingga terus kehubungan berikutnya sampai ia lelah, sakit hati, sakit perut, sakit mencret. Dan mempredikatkan semua cowok "sama aja".

Dilain alam, bram akhirnya kecewa.. bram tau bahwa cristin sudah menjalin hubungan dengan wahyu. Brampun memutuskan, bahwa ia salah memiliki lebih dari satu pacar. Bram sadar, bahwa cristim adalah yang terbaik. Primadona di kampunya. Hubungan brampun kandas denga dua cewek lainya. Bram berpikir; 'balikan gamungkin.. yowes, tak cari pacar yang mirip cristin'. Brampun akhirnya punya pacar.. yang sama percis dengan cristin di kampung yang sama. Tapi, tuti pacaranya yang sekarag memiliki perbedaan. Dia bukan primadona. Alias beda renk. Bram ga betah, dan putus. Bram cari pacar lagi, dapat, mirip, namun tersakiti juga. Hingga memberi kadidat bahwa "semua cewek sama aja".

***

Apa cuma cewek, yang bisa nangisin pacarnya karena enggak dapet kabar dari SD?

Jawabanya, enggak.

Lha, kok gitu?

Okey.. gue jelasin. Cewek emang suka sedih kalo enggak dapet kabar dari yang di sayang. Galau, mikirin. Enggak napsu makan.. enggak napsu minum.. enggak napsu boker, karena beluman makan dan minum dari kemaren. Yap! Resah itu manusiawi.

Tapi, emang cowok mikirin?

Duh, kalo ini tergantung ya.. tergantung dari cowoknya. Gini gini, setiap kali cewek resah karena cowoknya lebih mentingin tongkrongan futsalnya, ketimbang malam mingguan. Sebagian cewek lebih giat nulis nulis di accountnya. "Kamu kemana yang ???". Peyang.

Sebagian cewek lagi sibuk dengan hpnya. "Kamu kalo jd futsal jangan lupa kabarin aku ya.. jangan lupa makan dulu ya.. jangan capek-capek.. jangan macem macem.. satu lagi, jangan lupa juga, AKU INI PACAR KAMU? KEMANA AJA SI NJING!?" #kemudianhening

Dan di sela-sela nunggu pertandingan futsal yang belum kelar. Si cowok bukan enggak kepikiran. Sebagian besar cowok memilih ngebales pesan yang sampe sama dirinya. "Bentar yah yang, aku futsal dulu.. aku lupa bawa kaki. Nanti aku kabarin lagi". Tapi sebagian besar cuma melihat tanpa membalas. Bukan enggak peduli. Dia, lebih mimilih berkomunikasi dengan orang yang disekitarnya terlebih dahulu. Meskipun rada was was dan resah. Yah, paling ga jauh jauhlah kena ambekan 1 kali 24jam. Gitu...

***
(Gambar dinperagakan oleh model yang sudah terlatih)

Oke, gue setuju sama tulisan di atas. Bahwa cewek mampu memberi kesempatan pada pasangannya.

Tapi, apa cuma cewek?

Ini yang terakhir. Lagi-lagi jawabanya, enggak.

Kenpa gue bilang enggak. Menurut gue cowok pun mampu memberi kesempatan yang sama seperti cewek pada umumnya. Bedanya, porsinya yang tak sama. Sebagian cowok lebih milih untuk membiarkan. Tak mudah memberi sebuah kesempatan. Bahkan ada yang memberinya, terus menerus.

Mana buktinya?

Gue kasih true story dikit deh.

Dikit aja ya..

Namanya bonny, tiga kali kasih kesempatan, tiga kali juga diputusin. Tamat.

Oke segitu dulu tulisan gue. Tulisan di atas bukan maksud untuk menggurui kalian. Itu hanya sebuah pendapat, dari lingkungan sekitar. Kalo kalian punya pendapat yang sama, atau pendapat yang lain. Bisa langsung di comm. Thankyou sudah membaca! ;)

Minggu, 24 November 2013

Berharap sebuah harapan.

Pagi ini masih tetap sama, dimana cahaya terang masih mau datang untuk menyambut suasana yang mulai berubah-ubah.

Entah kenapa, setiap harinya, gue masih bisa melihat tentang harapan yang mungkin seharusnya sudah pudar.

Di setiap sore. Pandangan masih tetap kabur, dari semua yang benar benar hampir tenggelam. Harapan..

Mata gue tertuju pada kata yang seharusnya hanya tepat untuk yang belum tercapai.

Berharap, masih ada sebuah pencapaian...
Berharap, masih ada sebuah keberhasilan...
Berharap, semua ini bukan hanya sekedar harapan...

Di sekeliling gue, masih banyak orang-orang yang lelah dan terlelap dalam sebuah keinginan, hingga lupa untuk mewujudkanya.

...

Gue jadi inget, jauh sebelum gue tulis tentang gue, disini.

"Ada yang harus di ingat! Bahwa harapan akan tetap seperti lukisan yang terpampang di dinding fikiran, bilamana sang pemilik ruang, tak ingin lagi menorehkan sebuah tinta, satu persatu garis setiap harinya" - nyokap.

Pagi gue dimulai, ada sedikit hal yang buat gue terapung di tengah-tengah keinginan.

Melalui text 140 karakter, semuanya selalu terasa runtuh. Ketidak pedulian, kemasa bodo-an, tak ingin melihat kebelakang. Semua ia tumpahkan dalam satu ikatan. Sampai pagi ini, kembali lagi seperti saat matahari ingin tenggelam.

Mungkin, untuk sebagian orang, berharap adalah hal yang melelahkan. Segala hal..
Termasuk mencoba apa yang sudah di dapat, lalu kembali lepas begitu saja.

Setiap kali melihat apa yang tak ingin di lihat, selama itupun keingin tahuan datang lebih besar. Begitu sebaliknya.. Setiap kali kita dapat apa yang sudah kita inginkan, justru membuat kita jauh tak ingin tahu lagi.

Pernahkah kalian merasa lelah???

Jawab yang tak asing tentunya. Termasuk gue. Entah berapa kali gue ngerasa apa yang gue buat, semua adalah percuma. Ibarat, menatap keindahan dalam satu ruang. Gue hanya mampu membuat setitik tinta pada kertas kanvas, sulit.

Namun, entah kapan gue bisa melihat sebuah pemandangan megah. Dimana, dua rumah berdampingan, matahari tetap bersinar di pagi hari. Rindangnya pohon masih mampu menutupi dua rumah yang megah. Dua orang berayun menatap sejuknya langit cerah. Ya, perlahan namun pasti.

140 karakter gue buang jauh-jauh begitu aja. Hanya kicauan ia yang mencoba membuat gue berhenti di tengah jalan.

Mengharapaknya, membuatnya berpaling padanya, hingga semua tetap terapung begitu saja? Itu bukan cara dimana gue bisa lelah begitu saja.

Apa yang gue tuju?

...

Ia mencoba memberi semua yang ia punya, membuatnya lelah, membuatnya jerah. Sampai yang ia tuju berdamping padanya.

Berapa kali ia mencoba untuk melepas harapanyaa. Berapa kali juga ia tak lagi menengok kearah sini.

Berapa kali ia mencoba meluangkan waktunya, berapa kali juga ia tak lagi memberi sedikit waktunya.

Berapa kali ia mencoba untuk memaksakan dirinya, berapa kali juga ia tak mau memberikan harapanya.

Apa yang gue tuju, nyatanya; sosok yang memiliki tujuaan pula.



Selasa, 29 Oktober 2013

Pilih-pilih temen itu 'harus' enggak sih?

Heyo.. udah berminggu-minggu enggak ngepost, dan akhirnya.. dengan penuh ketabahan dan keridoan diri, gue siap buat ngepost! Yeee!! Tepuk tangan dong pilis..

Udah sekitar 3 minggu, postingan gue mandet gitu-gitu aja. Kalo ada yang nyangka gue galau, gue akuin lo bener.

Galauin apa emangnya kal?

Yap! Pertanyaan yang keren.. Galauin mantan yang enggak pernah ngasih kepastian.

Emang punya mantan kal?

Enggak. (Abaikan)

***

Hari ini gue mau bercerita ria lewat tulisan ini. Sepertia biasa, postingan gue adalah postingan yang mendekati kurang penting. Artinya, enggak penting penting banget. Haha kampret!!

Pertanyaan ini udah mandet banget di kepala, dan alhamdulillah, lagi lagi yang gue dapat ada di sekeliling gue.
Ohiya sebelumnya, gue mau ingetin. Setiap kali gue bercerita, setiap kali gue berbagi, itu semua enggak ada maksud untuk menggurui. Iya, lulus aja belum, gimana mau jadi guru. So, itu enggak mungkin.

PILIH-PILIH TEMAN ITU HARUS ENGGAK SIH?

Jawabanya tergantung!

Kok gitu kal?

Gini, memilih atau tidak itu bisa dilihat dari mana lo memandang..

Dari segi lingkungan: buat gue, memilih tempat di mana kita berpijak, memilih dengan siapa kita berpijak, semua itu menentukan kokoh atau tidaknya kita berpijak.

Misalnya: Gue pengen bisa bermain gitar, ya, gue harus masuk keteman-teman yang bisa bermusik. Misalnya lagi: Gue berada di teman-teman yang jomblonya akar kuadrat. Yang pasti, gue enggak mungkin ngomongin soal kemesraan! Yang ada gue di keplakin.

Dari segi kepribadian seseorang:
Nah, kalo soal ini, gue enggak bisa berbagi banyak. Semua itu lagi lagi tergantung, cuma tergantung yang ini beda. Tergantung dari diri lo sendiri.

Misal ya:
- lo emang orang yang enggak gampang percayaan. Milih temen itu biasanya di butuhkan. Kaya gue, selagi gue enggak gampang percaya. Gue biasanya cuma merhatiin apa yang di lakuin sama calon temen gue ini.
- lo enggak suka lihat orang yang muka dua atau bahasa gahulnya two face. Yang doyan di depan A tapi di belakang B. Yang kaya gini emang susah di lihat. Nah gimana ngatasinya? Biasanya, gue lihat ini, selalu saat gue sudah berteman. Menurut gue, gpp gue temenin, kalo udah kebukti, baru deh tindak. Kaloh enggak terbukti, ya gue bakalan adem ayem aja kaya sayur oyong di meja. Anteng enggak ada yang nyolek, kucing aja kadang ogah.
- lo orang yang enggak suka banget di manfaatin. Sama, kalo lo udah berteman, pasti lo tau tentang yang di lakuin teman lo ini.

Nah! Intinya, harus, atau tidak harus memilih teman.. itu semua balik lagi dari diri masing-masing. Yo! Bahwa sebenarnya memiliki banyak teman itu perlu.. tapi, memiliki satu sahabat lebih baik ketimbang banyak teman.

Udah segitu dulu tulisan gue. Ini udah rada capek ngetiknya, jari jari mulai meringkel. Bukan! Bukan ngondek, ini pegel, nyet!!

Kalo lo punya pengalaman atau saran, bisa langsung si comentbox ya! Thankyou :)

Jumat, 27 September 2013

Hobby Anti Mainstream Ala Mereka

Kalo ditanya soal hobby, hobby sekarang keren-keren. Kaya anak umur 3 tahun, selain hobbynya keren jawabnya juga jago banget, anti mainstream pula. Kaya Kemenakan gue, misalnya, si AAl. Dia adalah kemenakan gue yang paling pinter, walaupun yang gue tahu terakhir dia main ps GTA ngajak cewek kedalem mobil. Pinter banget, hmm.., ngelobinya.

Bukan! Kemenakan gue bukan yang berkumis.. :|#YAKELEZZ

Lanjut, iseng iseng gue tanya dia yang baru pulang dari paud sambil loncat-loncat di depan kamar mandi, saat gue tanya hobbynya apa, dia cuma jawab.. "titit". Gue kurang paham hobby dia apa, dengan pemikiran gue yang super cerdas ini.. (Iyain aja). Gue menyimpulkan- Titit; berhubung dia cadel, pengiraan pertama ketika loncat-loncat dan merasa sakit, itu artinya kecetit, hingga akhirnya dengan bahasa si AAl yang cedel menjadi "titit"...

...Iya, EMANG ENGGAK NYMBUNG, BODO AMAT NYET! #orangcerdasbebas

Gue coba tanya lagi sama Aal, tentang hobbynya ini.

Gue: "kamu hobbynya apa?"

Aal: "TItit.."

Gue ngerasa ada yang ngilu, gue curiga dia bukan jawab hobby gue, tapi DIA MINTA TITIT GUE. Untung dia enggak bawa pisau, kalo dia bawa pisau mampus lah gue.

Gue: "Om tanya ya, kamu hobbynya apa?"

Aal: "Titit om... titit..." kali ini dia narik baju gue. Sial, gue parno.

Enggak lama, dia narik baju gue lebih kenceng. Gue lihat kebawah. Dan.. brrrrrrrr.. kaki gue anget. Iya, dia pipis di celana.

Dalam hati: Ini kena kaki gue BEGOOOOO!!!

...

Bukan cuma anak paud yang gue rasa hobbynya keren ( kalo menurut lo itu juga keren, maka cocok lah lo disebut orang gila ). Tapi teman gue yang satu ini jauh punya hobby lebih keren selain pipis di celana kaya kemenakan gue. Hobby diaa..

Pliss! Jangan liat dari tampang, enggak mecing emang..

Yap! Foto di atas bukan gembel yang begaya sok loncat dari papan sambil megang kabel listrik. Dia Fauzi, biasanya sih gue kalo manggil dia Oji, kadang suka keterusan, manggilnya jadi "Ji.. ji.. jijik..".
Hobbynya dia ini keren, namanya skateboard. Oji ini gue akuin emang jago yang namanya main skate, ketimbang gue yang ganteng ini. Tapi, kalo masalah cewek, enggak usah di tanya... jagoan dia. Betapa hinanya gue.. Sampai waktu ketika gue pernah minta ajarin ini belatung nangka buat naik papan roda empat.

'Kan kali aja masa jomblo gue jadi berkurang. Kali aja.

Coba-coba naik papan skate, berharap bisa ngebut. Alhasil, aspal skatepark pancoran nyentuh pantat gue. Ada percakapan yang gue inget, pas pantat cipokan dengan aspal;

Aspal: Dukk..

Pantat: .....

Aspal: .....

Pantat: .....

Oji: Mampus... ( kembarannya aspal nyaut )

Cuma itu yang kira-kira gue inget. Sumpah, sakitnya pantat lebih ngejijikin dari pada angetnya si pipis Aal. Semenjak itu gue males dan gamau main skateboard. Itu baru pantat, kalo muka gimana? Jadinya, bukan cuma skeatboard yang anti mainstream, tapi MUKA GUE JUGA..

...

Ohiya, selain si anak tadi (Hasil perkawinan obeng dengan mesin jahit. "Oji"). Gue juga punya hobby anti Mainstream..

Di sms operator

Iya, cuma mereka yang bisa gue jadiin hobby, dan cuma mereka yang mau ngeramein hp gue. Udah segini dulu postingan gue. Kalo lo punya cerita menarik tentang hobby mainstream lo, lo bisa coment di box coment gue. Thankyou! ;)

Selasa, 24 September 2013

Lar.. Melar.. Phobia.. Melar..

Kadang gue suka berpikir bangganya jadi gue yang enggak milikin rasa takut khusus.

(Phobia: Rasa takut khusus)

Gue punya satu malaikat tanpa sayap yang tinggal satu atap bareng gue. Dari gue umur 4 tahun, cuma malaikat tanpa sayap gue ini yang selalu nemenin gue, hingga bulu jempol gue panjang sampai bisa ngelambain cewek-cewek yang jijik lihat tampang gue saat ini.

Siapa sih, Cinta pertama? Jomblo punya cinta pertama?

Bukan! Ini lebih dari cinta pertama yang belum pernah gue rasain. Malaikat tanpa sayap gue ini jauh lebih indah dari itu.. Mama RANI. Ya, nama nyokap gue RANI, malaikat tanpa sayap kesayangan gue. Buat gue, dia adalah orang yang baik, dan pejuang hidup yang paling hebat! Sampai gue anggap dan kasih gelar dia Singgle Fighter.

Kenyataanya; bukan cuma hebat dan baik, nyokap gue punya tingkah laku atau kebiasaan yang nyebelin juga. Nyokap gue PHOBIA KARET. Tau karet kan? Yang buat ngiket bunkusan.. iya, Nyokap gue jijik sama itu. Katanya sih dulu pernah makan nasi bungkus, pas lagi enak makan, tiba-tiba di dalam nasi ada.....,

Ada elo ja?!

BUKAN SEMPAK! Tapi ada karet, Huf..
Awalnya gue enggak tau, kalo ada orang yang phobia sama begituan. Ya, bersyukur aja sih.. Tuhan adil, coba kalo dia phobia sama bulu kaki gue yang jago sehay? MAU DITITIP KESIAPA BULU JEMPOL GUE INI?!! :3

Sewaktu ketika, gue pernah beli makanan di warteg deket rumah. Nyokap nyuruh beli makanan yang berkuah apa aja. Semur orok campur, sop rusuk para jomblo.. Dll.. Yang penting berkuah kata nyokap. Sampai di warteg, gue beli lauk dengan bilang seadanya. Maklum, kata dokter gue enggak boleh banyak ngomong kalo di warteg, takut makanan terintimidasi. Dengan stekul menunggu antrian panjang..

Mbak Warteg (MW): "Mas-nyaa-pesan?"

Gue: "Enggak mba, saya bukan pesan, saya Ghizchal Raja Andika mba.."

(MW): "hmm, maksud saya masnya mau pesan?"

Gue: "Oh iya mba. Hmm.." (Sok mikir) "nasinya dua. Nasi, sama yang berkuah, apa aja.."

MW: "iya mas, semuanya jadi ceban"

Enggak lama, gue langsung bayar dan pulang, tanpa tau apa lauknya. Sampai dirumah, gue langsung makan sama nyokap.. Di pertengahan, lagi asyik nyendok, nyokap muntah.. Gue tanya kenyokap, dia diem aja. Gue tanya diri sendiri, gue gatau. Gue tanya nasinya juga enggak mungkin. Gue panik, mau enggak mau nyokap muntahin makananya. Teliti, lebih teliti.. di campuran makanannya ada KARET. DAMN! Gue ke lupaan bilang sama mbanya, kalo yang berkuah jangan pakai karet. Mampus gue, nyokap phobia karet, padahal dia pernah cerita kalo awal phobia gara-gara makan. Omongan gue dalem hati..

Oh gini ya orang phobia, kalo katanya enggak suka, ya enggak suka. Padahal yang enggak disuka belum belum ketahuan, tapi udah tahu kalo yang enggak disuka ada disitu. Tapi dari pengalaman di atas, sampai saat gue nulis ini, gue baru sadar, kalo phobia ada untungnya.

Keuntungan phobia ala gue:
1. Kalo lo phobia sama mantan contohnya, lo jadi enggak gampang galau pas buka twitter. Udah bisa bedain, mana tweet mantan, mana bukan.. karena, kalo lo udah tahu itu tweet mantan, gue yakin lo bakalan muntah.

2. Phobia chat dari mantan. Untung nih, lo bisa jijik ketika ada chat masuk berketerangan 'Sang mantan, kaya setan'. Selain lo jadi enggak tertarik sama kabarnya yang bikin muntah, lo jadi irit dana buat ngurangin bales yang enggak penting. Beuh...

3. Selain itu, untung phobia kalo phobianya lo itu enggak suka sama mantan yang doyan manas-manasin lo. Selain lo jadi enggak peduli sama yang kompor begituan, lo jadi bisa lebih panas dari apinya dia. Kaya enggak peduli dia mau masang sama foto monyet sekalipun misalnya.

Udah segini dulu tentang bahasan phobia yang di alamin sama nyokap gue. Kalo kalian punya ketakutan khusus, atau merasa menguntungkan, bisa share di Coment Box gue ya. Thankyou :).

Senin, 23 September 2013

Cepat Cermat Lintah Darat

       LINTAH DARAT. Maksud gue disini bukan mau ngomongin si lintah yang doyan diem di pinggir kali, kaya lagi marahan. Bukan, bukan itu! Lintah yang gue maksud disini adalah keinginan yang menurut gue enggak banget, kaya ngemanfaatin orang lain demi kebutuhan pribadi.
       Baru aja tadi siang temen gue galau, ini laki diem sendirian enggak jelas, megang HP merhatiin layar, nunduk, ngeliatin, nunduk lagi. Gue enggak paham dia ngapain ngelihatin begitu. Dari jauh gue udah lihat kalau temen gue ini mukanya di tekuk tujuh. Lo bayangin deh muka di tekuk tujuh itu kaya apa? (Kaya tiker bekas jenazah, absurd banget!). Gue perhatiin jelas-jelas dengan hikmat, dari sudut kesudut, dari mata ke mata, dari hati ke hati.. Iya! Gue kepo, bukan homo. Gue terus merhatiin tingkah laku temen gue yang kelihatanya gagal dalam urusan perasaan. Makin lama gue perhatiin, rasa keingin tahuan gue semakin besar, sebesar bola pingpong. (ITU KECIL BEGO! ) Okesip, bola pingpong itu kecil. Udah, Intinya gue makin kepo..
        Gue samperin temen gue ini, gue tanya dia.. "Kenapa lo? Kenapa lo diem? Kenapa lo enggak mau ngomong? Kenapa gue ganteng?". Kemudian hening...
      "Gue galau, pacar gue kelihatan manfaatin doang.." Dia jawab dengan nada desah.
       "Manfaatin gimana? Dia minta uang seribuan mulu sama lo? Dia kerumah lo terus? Dia numpang boker dirumah lo terus?" Tanya gue.
       "Bego! Bukan itu, ini lebih jijik dari pada numpang boker, nih lo lihat!!"

(Ket: Bukan tweet "Singapore panas banget!")

Dan ya.. temen gue nunjukin gambar diatas yang dia dapat dari twitter. Gue tutup mulut, temen gue juga tutup mulut, Nikita Mirzani tutup account. Sangking bingungnya gatau lagi apa yang harus kita bicarain, semua hening. Entah apa tujuan pacarnya berkicau ala-ala malu mengakui seperti itu.
       Temen gue ini baru pacaran, dan PDKT dalam hitungan hari. Dari yang gue dapet, gue jadi tahu bahwa sebenarnya temen gue ini belum sepenuhnya paham gebetannya. Entah tweet itu sesuai dengan maksudnya atau tidak, kalaupun benar, gue jadi tahu; "Bahwa jadi orang yang dimanfaatkan itu enggak enak. Jadi, jangan pernah memanfaatkan orang lain"
     "Sini hp gue.." sambil ngambil HP-nya. "Gatau lagi harus gimana.." Lanjut temen gue. Lagi-lagi gue diem, percuma: Mau bilang putusin! Belum tentu itu benar, mau bilang lanjutin.. kalo iya bener gimana? Gue ga bisa bilang apa-apa. Huf, ngerasa gagal gue jadi temen yang bukan homo.

      Dan yah!! Bukan bermaksud apa-apa, cerita ini hanya untuk kebutuhan berbagi pengalaman. Kalo yang mau ceritain pengalaman yang sama, bisa tulis di "Box Coment" ya. Thankyou, semoga bermanfaat :)
       
     

Jumat, 06 September 2013

Lanjut jujur enggak ya?

      "Mau terus terang aja.. tapi takut. Kalo bohong terus... ini hati makin kerucut"



      
         Yeyooo.. Dari sebagian kalian yang lagi direndung masalah karena kebohongan, biasanya enggak jauh-jauh dari kata penyeselan. Ya, kali ini gue mau bahas tentang kejujuran. Kadang, setiap kali kita mau jujur ada aja kendalanya. Kaya mau jujur kalo lo udah nyembunyiin sesuatu. Atau, kalo ada hal yang lo lakuin sama seseorang tapi jatuhnya jadi bohong. Bohong kalo lo udah jadian. Bohong kalo lo udah bisa move on. Bohong juga, kalo pacar lo bilang sayang tapi tetep enggak bisa move on. Itu jadinya elo yang ngenes. Hoaamm..
       Tapi, apapun masalahnya saat berbohong. Buat jujur itu kadang bingung sendiri gimana caranya. Bahkan suka ada petanyaan-pertanyaan negatif mendaak di otak, sampai-sampai nunda buat coba jujur dan gagal lagi. Kaya apa sih? Gimana ngatasinya? okey, langsung gue bahas..

Takut alasanya di tolak

(Foto: diperagakan oleh model dan bukan JKT 48)

       Menurut gue, hal ini sering banget terjadi. Berapa kali buat niat jujur. Eh, kepikiran hal ini. "Kalo alasan gue di tolak gimana?"
     
      "Rambut sama hitam, sifat dan pemikiran belum tentu sama".
   
      "Hati sama merah, kok kalo sakit hati pegang dada?". Itu bego enggak sih? Okesip.
   
       Yap! Setiap orang punya karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang suka berfikir dengan menerima sebuah alasan yang cukup rinci, tapi ada juga yang bisa menerima sebuah alasan yang secukup-nya, lalu; yaudah gue maafin.
        Kaya gue misalnya. Orang yang harus menerima alasan logis ketika merasa dibohongin. Dari yang udah-udah. Tipe yang seperti ini paling sulit di berikan penjelasan. Udah di jelasin panjang lebar kenapa bohong, eh tetap enggak percaya. Gue ambil contoh..
        Anggap aja namanya Mita. Mita ini punya pacar. Pacarnya, adalah salah satu orang yang enggak gampang percaya saat di bohongin. Apa lagi alasanya basi banget.
        Sewaktu ketika, Mita bilang sama si pacar bahwa hari ini dia enggak kemana-mana. Si pacar ini percaya. Malam harinya, temanya Mita minta tolong buat nemenin doi ke flyover. Pas Mita nanya ngapain. Temenya ini bilang, kalo dia mau pdkt. Maklum, dia jomblo. Jomblo lima tahun. Itu jomblo apa kredit motor, gue juga enggak tau. Yang pasti miris.
       Karena si Mita mau nemenin temenya ini buat pdkt. Berangkatlah mita ke flyover. Entah gue juga bingung kenapa harus pdkt di flyover dan harus di temenin si Mita ini.Ya, kalo gue sih lagi-lagi maklumin. Mungkin dia takut, karena mau kenal sama orang baru. Nanti kalo di apa-apain gimana. Kaya di lempar kecewek-cewek yang lagi nongkrong pakai cino ngejreng misalnya. Hayoo.
      Selang enggak berapa lama. Pacarnya si Mita ini dateng. Entah tau dari mana. Gue juga enggak tau. Ya, Yang pasti bukan tau dari cewek-cewek yang pakai cino ngejreng tadi. Pacarnya mita kesel enggak karuan, karena di pikiranya si mita udah coba-coba buat bohong. Mita coba buat ngejelasin. Karena si Mita emang udah pergi tanpa bilang. Tapi akhirnya si Mita enggak sempat ngejelasin karena pacarnya udah keburu pergi.
        Besoknya, Mita mau coba jelasin kenapa dia bohong, tapi mita udah keburu takut karena Mita tau; pacarnya bukan tipe orang yang gampang percaya. Dan akhirnya ketunda. Besoknya lagi, Mita mau ngejelasin dan ketunda. Karena belum bergerak mita udah mikir itu semua. Enggak sampai seminggu. Pacarnya itu mutusin si mita karena menurutnya enggak ada lagi penjelasan. Apa lagi alasan logis yang diterima.
      Menurut gue, ketika lo berhadapan dengan orang yang sulit percaya apapun alasnya. Saran gue.. "berhenti berfikir negatif sebelum bertindak" dan ketika seseorang sulit menerima kebohongan yang dia dapat. "Cepat atau lambat dia akan percaya. Selagi alasanya logis dan benar-benar jujur".

Waktunya belum tepat .


     
      Pemikiran ini juga sering banget gue dapetin ketika udah benar-benar fokus mau jujur. Tapi, eh ada aja. Entah sih orang yang gue bohongin beginilah. Atau gue begitulah. Buat yang satu ini gue mau kasih saran simple aja.
        
          "Butuh waktu"

LAH, KOK GITU??
     Gini deh. Nunggu apa?, Nunggu waktu?, Mau sampai kapan?, Sampai negara api menyerang? Duhh enggak mungkinkan..
    Maksud gue disini butuh waktu itu bukan dengan cara menunggu.  Menurut gue. Butuh dan menunggu adalah hal yang berbeda. Butuh waktu untuk berbicara jujur pada seseorang. Enggak semuanya langsung bisa buat diterima dengan kepala digin. Kaya harus lihat suasana orangnya. Kalo lagi moodnya baik pasti bakalan di terima suka rela. Nah, kalo enggak? Amsyong. Tapi,Gimana caranya? Gampang! Buat moment agar semuanya terlihat jauh lebih baik.
       Jadi, mebutuhkan waktu ketimbang menunggu waktu untuk menghadapi seseorang itu lebih ideal menurut gue. Kaya ketika para wanita berbedak tebal menyelinap di ujung jalan misalnya. Gue harus ajak ajak dia kesini. Dengan muka dia yang bercampur lepeknya maskara. Gue harus terlihat ramah. Setelah itu baru gue harus jujur. Mba, mba, gue harap itu muka bukan donat. Keliatan banyak serbuknya gitu soalnya. Bersihin dong plis bersihin bersihin!! Dan.. sekali lagi gue harus jujur.. itu muka bukan papan karambol pos ronda bego! Bersihin woy! Bersihin!!. Jujur bangetkan ya gue. Tapi intinya. Kalo enggak sekarang ya kapan lagi.
      
Takut enggak di percaya lagi .

(Foto: diperagakan oleh jari yang terlatih)


         Ini yang terakhir. Dari pembahasan gue di atas. Rasa takut ini, menurut gue rasa takut yang paling besar saat mau jujur. Kadang, selain enggak di percaya lagi, orang-orang di sekililing akan jauh melihat sebelah mata. Di pandang sebelah mata? Buta maksudnya? Bukan! Katarak enggak. Jereng juga enggak. Mungkin ketutupan maskara yang luntur. Judulnya di pandang sebelah mata.
          Resiko ini nyiksa banget kalo sampai terjadi. Berharap ini enggak terjadi sama kalian ya. Yang pasti, ketika kebohongan menjadi fatal menurut gue. Bahkan di ulang sampai beberapa kali. Tindakan ini memang harus di ambil. Agar menjadi pelajaran. Tapi.. bukan berarti harus enggak percaya seterusnya nih. Ka cuma sebagai pelajaran.
         
TAPI, KALO GUE YANG ENGGAK DI PERCAYAIN LAGI GIMANA?

          Tergantung! Kaya yang tadi gue bilang. Elo berbuat hal yang fatal atau enggak. Sampai berulang kali atau enggak. Kalo iya. Berbesar hatilah untuk menerima pelajaran. Tapi, tenang. Cepat atau lambat. Sekeliling lo akan percaya lagi. Dengan syarat; berhenti melakukan hal yang sama. Apa lagi jauh lebih dari itu. Jadi, kalo lo enggak merasa melakukanya berulang kali. Santai aja, hapus pikiran negativ tentang ini. Yakinin diri, bahwa jujur lebih baik ketimbang menunda atau bahkan tak sama sekali, biar hati yang kerucut tadi bisa mekar lagi! :)
          Sampai disini dulu postingan gue kali ini. Bukan bermaksud menggurui. Setidaknya berbagi pengalaman jauh lebih baik. Ohiya, jangan lupa! lo masih takut jujur karena yang mana? Atau ada alasan lain selain di atas? Hehe. Lo bisa berbagi kok di coment box di bawah ini. Thankyou :)

Selasa, 03 September 2013

Beberapa Ancaman tak Masuk Akal!

     "Kalo kamu enggak mutusin dia, aku bakalan loncat dari atas jembatan ini!"

     Hey hey hey.. Siapa diantara kalian yang pernah dengar kalimat di atas? Yap! Kalimat di atas gue ambil dari sebuah dialog ftv. Di salah satu scene romantis dimana si cewek mau bunuh diri, dan ini adalah ancaman yang enggak masuk akal. Bukan cuma di adegan film ini aja, tapi di dunia nyatapun sering kaya gitu. Langsung aja yuk kita alus. Eh maksudnya ulas.. U.L.A.S. coba eja; alus..

Ngancem bunuh diri!
     Di salah satu scene ftv, adegan yang paling sering bahkan gampang kita inget adalah; saat si cewek mau coba-coba bunuh diri. Ini jijik.
     Bukan cuma di ftv aja, tapi di film-film lainpun adegan ini adalah adegan terpopuler menurut gue. Gue heran, adegan ini tetep bertahan. Dari gue SD sampe segede gini. Dari pacaran SD yang kalo ketemu gue di depan rumahnya, tapi pacar gue di rumah neneknya. Gagal ketemu. Sampai gue gede yang kalo ketemu dirumahnya enggak ada. Karena pacar gue diflyover lagi gonceng tiga. Gagal lagi. Adegan ini tetap bertahan. Gue sempet mikir; untung adegan bunuh diri ini di jaman gue SD enggak ada di film "Rumah Cemara". Yang di RCTI. Yang backsoundnya.. terimakasih emak.. terimakasih abah.. lalala~. Gitu.
      Nah! Dan lebih bafuknya lagi, adegan ini ada di dunia nyata. Sicewek sering banget ngancem-ngancem mau bunuh diri. Ini rada aneh menurut gue.. buat apa coba-coba ngancem bunuh diri. Sering banget anceman ini di layangin karena si cewek galau. Coba deh logika; Setelah bunuh diri, jatoh ke bawah jembatan. Kepala kebentur batu krikil. Emang masalahnya kelar? Enggak! Lo cuma kebentur 'krikil' BEGO! Mana berasaa??? Haftt.. Itu kalo enggak jadi mati..

NAH, KALO JADI MATI GIMANA???

    Enggak! Gue yakin si cewek enggak akan jadi mati. Kaya judul bahasan gue di atas; ini ancaman! Cuma ngancem, dan yang enggak masuk akal. Gue yakin. Pertama, si cewek takut pas liat kebawah. Kedua, si cewek pasti mikir dua kali.. kalo gue mati gimana. Kalo pacar gue enggak jadi mutusin selingkuhanya gimana. Gue pasti cuma jadi mayat, yang belum nikah. Dalam hati: "Plissss Tahan gueee bebbb!" .

Coba-coba tutup tlp!
       Yuhuu.. ancaman ini sering banget terjadi sama para LDR. LDR lho ya, bukan LDRlovers. LDR lovers? Iya, LDR lovers. Itu lhoo yang pacaranya cuma beda RT tapi sengaja nyebutnya LDR, biar gahulss.
       Pada kasus LDR yang gue tau. Sinyal adalah prioritas utama dalam pacaran. Enggak ada sinyal enggak ada perhatian. Enggak ada perhatian, jadinya curuigaan. Abis curigaan,akhirnya mutusin buat udahan. Engeneskan. Maapin ya jadi bahas LDR. *kembali ke topik*. Biasanya, orang yang LDR-lah yang suka ngancem-ngancem enggak masuk akal gitu. Kenapa gue bilang enggak masuk akal?
        Nih, waktu itu temen gue pernah ngalamin yang namanya LDR-an. Saat berantem karena suatu topik. Sitemen gue ini coba-coba ngamcem ceritanya. Dia cewek. Dari percakapan yang sedikit gue denger kayak gini;

Cewek: "jangan bahas bahas itu lagi, aku enggak suka!!"

Cowok: *masih coba ngebahas*

Cewek: "Aku tutup ya tlpnya!"

Cowok: *Bersihkeras masih ngebahas*

Cewek: "ohh beneran mau aku tut..." *tut tut tut..* #Terputus "Kok kamu matiin duluan sih!!!!"
   Abis itu nangis.
          Enggak jelas kan? Hoaamm, buat apa lo coba-coba ngancem kalo setelah itu lo nyesel sendiri. Di pikir dua kali deh kalo masih ada yg suka ngelakuin hal di atas. Cuma saran gue sih.. karena nyesel enggak pernah datang depanan. :)
      
Aku enggak bisa hidup tanpa kamu!
      This! Sebagian besar bakalan bilang ini adalah sebuah pujian. Tapi belum tentu untuk yang lainya. Termasuk gue.Kalo hari gini masih ada yang percaya dengan kata-kata pujian ini. Itu sih hak masing-masing lahyah.
      Menurut gue, kalimat behuruf tebal di atas bukanlah pujian; melainkan ancaman. Dan lagi lagi enggak masuk akal menurut gue..

KOK ANCAMAN? KOK ENGGAK MASUK AKAL???

      Iya, ancaman. Mungkin buat yang sering denger ini. Sering kali mendengarnya saat kalian masih berpacaran atau baru jadian. "Aku enggak bisa hidup tanpa kamu" Pegang bunga. Diri di atas jamban. Ecieee..
     Tapi jangan salah. Kata-kata ini manjur banget buat mantan yang pengen balikan sama pacarnya, atau juga orang yang lagi enggak mau di putusin sama pacarnya. Sering banget dapet kasus yang terakhir ini. Si cewek ngerengek-ngerengek karena dia enggak mau di putusin. Cowok juga ada sih yang begitu. Tapi sumpah. Itu bukan gue. Terus dia bilang "aku enggak bisa hidup tanpa kamu". Huekkkk. Saran gue, kaliam jangan mau percaya. Atau kalian boleh percaya tapi kalian tes dulu. Gimana ngetesnya? Putusin! Kalo setelah kalian putusin dia masih hidup, dia bohong.
    
       Okey, lagi-lagi cuma bisa berbagi sedikit. Apalah artinya sedikit dari pada tak sama sekali. Dan buat kalian yang udah baca postingan gue, atau punya pengalman yang sama seperti di atas.. bisa berbagi lewat box coment! Thankyou :)

Minggu, 11 Agustus 2013

Hal classic tentang selingkuh..

     Haloo.. Gue sering banget nemuin satu masalah dari orang-orang yang milih buat udahin hubunganya gitu aja karena hal yang fatal. Selingkuh. Beberapa kasus yang sering banget gue dapet dari mereka, hampir semua halnya classic . Kaya apa sih? Langsung aja..

Cuma teman.
     Dari beberapa jawaban, jawaban ini sering banget keluar dari mulut mereka yang udah terlanjur panik atau udah enggak tau lagi mau ngasih alasan apa. Ya! Cuma teman. Anggap aja namanya Ria. Ria ini punya pacar yang emang dia sayang.. Beberapa tahun udah di jalanin. Beberapa lembah udah di lewatin. Dari hutan lindung sampai kebon pisang punya tetangga juga udah. Dari yang tadinya hobby main hujan-hujanan kaya di ftv, pakai daun pisang yang jelas-jelas buat nutupin satu orang aja udah paspasan banget kaya kamar mandi kosan. Sampai main becekan di depan rumahpun juga udah, di marahin bolak-balik sama orang tuanya Ria apa lagi. Sangking seringnya, emaknya Ria sampai bosen Karena mereka berdua emang udah di cap bego. Berapa kali di bilangin buat jangan ngambil daun pisang di kebon tetangga tapi enggak pernah ngerti.
       Ria sama pacarnya bukan kurang kerjaan, tapi emang dasar mereka berdua mau jalanin bareng-bareng. So sweet-nya. Sewatu ketika, pacarnya Ria janji mau kerumahnya, tapi udah lama di tunggu-tunggu pacarnya enggak dateng-dateng juga. Disms alesanya ada acara keluarga. Ria bete. Akhirnya, ria mutusin buat kerumah pacarnya. Tanpa disangka, pacarnya lagi jalan berdua kearah rumahnya. Situasi hujan lebat. Pacarnya Ria pakai payung sama seorang cewek. Ria kaget. Dalam hatinya; Cuma gue yang di modalin daun pisang. Bukan cuma berduaan, tapi sempet-sempetnya mereka berdu saling kecup pipi kiri kanan. Ria coba lari buat mergokin lebih jelas. Tiba-tiba pacarnya sadar, kalo si Ria ada di belakangnya. Karena panik, pacarnya nyuruh si cewek duluan masuk. Spontan Ria nanya;
     "katanya acara keluarga?!"
"Iyaa.. " kata pacarnya.
      "Terus itu siapa!?"
"Temen aku, sumpah". Saran gue kalo bohong jangan main sumpah!
       Tanpa basa-basi lagi Ria teriak dan minta putus. Karena menurutnya enggak ada lagi yang harus di jelasin. Dan alasan terbodohnya adalah ketika pacarnya bilang kalo si cewek itu temenya. Ya kalo temen enggak harus cepika-cepiki juga kali ya.

Adik - kakakan.
       Status ini lagi marak banget di lingkungan gue. Banyak temen-temen gue yang gagal jadian ujung-ujungnya jadi adik-kakakan. Atau sebaliknya, awalnya adik-kakakan dulu, abis itu jadian deh.. ecieeee..
        Nah, status adik-kakakan sendiri bisa jadi tameng buat yang selingkuh. Dari rata-rata yang gue tangkep dari curhatan yang sering juga gue denger. Alasanya bumerang banget, bisa-bisa malah ngebuat yang tadinya bisa di perbaikin malah jadi amburadul. Atau juga alasan ini bisa dibilang agar perselingkuhan tetap berjalan
      Menurut gue, setiap kali yang selingkuh beralasan kalo dia cuma adik-kakakan itu memang benar adik-kakakan.

KOK GITU???

      Gini, hubungan mereka memang enggak berstatus, dengan adik-kakakan mereka bisa jadi saling melindungi, layaknya orang pacaran bahkan lebih. So, mereka beralasan kalo mereka enggak berselingkuh. Dan menurut gue itu hal yang enggak patut buat diterima sebagai alasan. Karena manusia enggak akan pernah bisa fokus lebih dari satu. :)

Jenuhnya dalam hubungan.
       Yes, sebagian besar beralasan kalo selingkuh adalah upaya mengurangi jenuh. Ibaratnya pinggiran. Duhh duhh.. emang main gaple pake pinggiran.
        Dari yang udah-udah, jenuh adalah alasan yang paling besar gue dapet dari curhatan. Setiap kali gue tanya kenapa di selingkuhin? jawaban terbesarnya pasti "mungkin dia jenuh".
        Gini, okelah setiap hubungan pasti ada rasa jenuhnya. Bukan cuma yang pacaran lama. Bukan juga yang pacaranya LDR.. taukan? Itu yang pacaranya nyebrang pulau, yang kalo malam minggu nonton bioskopnya di daerah masing-masing. Iya itu. *kembali ketopik* Bukan cuma itu semua, tapi yang baru pacaran sebentarpun suka ada rasa jenuh. Jenuh itu manusiawi. Jadi... jangan buat rasa jenuh adalah sebuah alasan. Kalo ini tetap jadi alasan sebuah alasan buat doi selingkuh. Saran gue, iklasin aja. Susah juga buat di percaya.         Menurut gue, jenuh dalam hubungan itu bisa di atasin. Mungkin kaya terlalu sering ketemu, dan masih banyak lagi sampai akhirnya timbulah rasa kejenuhan. Nah, coba atasin ini semua dengan menguranginya. Atau juga buat hal-hal yang postif dari kehidupan masing masing, atau bersamaan secara baru. Dan gue yakin, rasa jenuh bisa berubah kapan aja.

     Okeyy, segini dulu berbaginya. Itu semua hanya sebagian apa yang gue dapet dari sekitar gue. Dari semua alasan yang ada, lo pernah dapet alasan yang mana? Atau ada alasan yang lain? Komentar di coment box ya.. Thankyou :)

Jumat, 09 Agustus 2013

Ketika Bersandar, Kekecewaanpun Tergambar.

"Memberinya kekecewan, hadirnya lukamu yang baru"

    Dia bercerita padaku. Hubunganya tak lagi sama. Kekasihnya mencoba menjelaskan tentang apa yang tak pernah masuk akal padanya..

     Riuh kamarku tak seriuh di luar sana. Hanya suara TV. Sisanya, Hening. Lebih sunyi dari pengheningan upacara. Suara lagu sendu terdengar jelas. Menceritakan sebuah penyia-nyian yang sedikitnya menjadi sebuah penyesalan.

    Selagi menikmati lirik. Dari bawah bantalku, ku dengar suara. Ya Berbunyi! pesan singkat hadir. Nama jalas ada disana, dia.. Kekasih lamaku. Pemohonan maafnya disana. Permintaan maafnya tak jadi masalah buatku, hanya karena dia yang baru saja menjawab pesanku.

     Pesannya kembali seperti dulu. Tak butuh menunggu lama, jawabnya begitu cepat. Sesekali aku menanyakan tentangnya, kabarnya dan hubunganya. Awalnya, dia mengelak untuk menceritkan. Walaupunku tau tentang apa yang terjadi padanya, aku tetap memaksanya untuk memberitahuku sendiri. Benar saja, dia tak lagi bersama kekasihnya. Bahkan sudah beranjak ketempat lain, namun tak semanis yang kubayangkan.

     Tanpa kuminta, dia menceritakannya jauh lebih sudut. Sudah dari awal dia menyukainya. Namun tak menanggapinya sampai akhirnya di jenuh pada kekasih lamanya. Dia bercerita; Matanya menatap tajam, menceritakan kekasihnya yang tak lagi sependapat denganya, beberapa kali hubunganya tergoyah. Namun tetap di pertahankan hingga akhirnya dia mau menceritkanya dan menatap wajahnya. Akhirnya, rasa nyaman itu hadir. Tanpa keinginanya rasa sayang tumbuh tanpa paksaan. Setiap kali dia bercerita denganya kekasih lamanya selalu terlupakan untuknya. Ya, malaikat baru pemberi ketenangan hadir untuknya..

     Hubunganya semakin dekat, hingga kekasih lamaku memutuskan untuk menyelesaikanya dan berlanjut pada orang yang menurutnya adalah sebuah penyelamat dalam kerisauan. Dia bercerita, kedewasaanya melebih dari siapapun hingga akhirnya percaya.Takdisangka, tanggapanya tak sesuai.. setiap harinya berlanjut pada kekasih barunya. Singkat cerita, kekasihnya tak memberinya kesempatan yang seharusnya memang bukan kesalahan yang fatal. Yang kuingat, penyesalan hadir padanya.

    Mendengar ceritanya, akupun teringat tentang kesalahan kupadanya. Jelasku; Ada kisah yang terlupakan olehnya.. di depan matanya, aku memgecewakanya penuh dengan penyesalan. Hingga rasaku ingin sekali kembali padanya. Namun, tak ada pelajaran yang mungkin belum di ambil padanya. Lagi lagi kuingatakan untukmu..

   "Berhenti untuk berpaling dari dia yang sayang padamu, demi orang yang kamu suka" .

Jumat, 02 Agustus 2013

Enggak bebas-bebas banget..

Hallo.. kali ini gue bukan mau ngepost soal cinta-cintaan dulu. Enggak mau buat kalian galau mulu. Dan enggak mau buat diri gue jadi galau mendadak melulu. Ngenes.

Langsung aja ya.. Cekidot!!

***

Sirnnanya Kebebasan dalam hal positiv..
      
Didunia maya kita bebas berekspresi, dari ilmu sampai memberikan pendapat semau kita, itu bebas banget. Di dunia maya, masing-masing individu memiliki hak yang sama menurut gue. Dari orang jatuh cinta sampai putus cinta. Dari orang yang pacaran lima langkah sampai LDR-an. Dari yang nunggu kepastian sampai bener-bener enggak dapet kepastian.. itu ngenes. Semuanya dikasih hak yang sama, yaitu kebebasan.

Tapi menurut yang sering gue alamin kebebasan positiv dalam dunia maya enggak sepenuh haknya bisa di dapetin. Kita ambil contoh..

Sebut saja namanya Agus. Agus yang ini beda. Di dunia maya agus seharusnya memiliki kebebasan berekspresi, Seperti hobby Menulis.. nah.. kebebasan positiv enggak sepenuhnya dia dapetin. Si agus malah jadi sering berantem atau  numpuk masalah yang awalnya si agus enggak bermaksud mengucilkan pihak-pihak lain. Ya karena si Agus doyan nulis si Agus lebih sering nulis di dunia maya kaya twitter.. menurut Agus di dunia maya semua tulisanya mampu di lihat orang banyak. Mampu di hargai orang banyak, ketimbang harus nulis-nulis di Fly Over pakai seragam terus jongkok nyemprot pilox atau spidol yang boleh ngembat dari ruang guru . Itu enggak banget!

Ditwitter, kebanyakan teman-teman Agus jadi salah paham. Banyak yang mengira si Agus doyan nyindir blablabla..  Sebagian lagi mengerti kalo si Agus doyan nulis. Di situlah kebebasan Agus jadi sedikit berkurang. Teman-teman agus jadi lebih ngerasa sering kesindir. Aguspun jadi enggak enak hati. Tujuan Agus untuk enggak nyoret-nyoret di Fly Over jadi sirna.

Ya guepun jadi kurang paham.. kalo soal pendapat, gue paham dan yakin orang lainpun juga paham. Pendapat orangkan bisa beda-beda. Emang, semua balik lagi dari diri masing-masing.. Menurut gue melihat sisi lain yang baik dari seseorang itu enggak ada salahnya. :)

Jadi, kebebasan positiv apa yang belum kalian dapat dari dunia maya? Tulis di box coment ya :). Sebelum mengakhiri tulisan ini gue mau ngucapin; "Selamat ulang tahun untuk kalian siapa saja yang memiliki nama Agus" #PesanIniBerlakuSampaiAkhirBulan :)

Rabu, 10 Juli 2013

Maaf, Telah menyakitimu..

....

    Akan ada hal yang baik setalah saat ini. Bergerak, karena dunia tak pernah menuggu.

    Sudah lama kita tak lagi berasama. Rasanya baru kemarin kita berjabat tangan. Depan gerbang sekolah. Memulai cerita..

***

      Kemarin, aku melintas tempat yang sama. Gerbang teduh, menjulang tinggi dengan warna hijau. Tempat kita bertemu.

      Saat semuanya sudah sirna. Bayanganmu kembali datang.. dengan satu kisah dan berjuta kenangan. Selagi melintas, aku teringat saat dulu awal perjumpaan.. Senyummu, gerak canggung. Semuanya teringat.

     Sesak. Mengingatmu menyesakan. Kini kenangan itu hanya sebuah lampiran pengalaman tentang kita. Bukan penyesalan. Kita. Dua sosok yang tak lagi bersama.

      Aku, mengenalmu. Orang yang tak pernah berubah. Tak lama, pesan singkat hadir.. Kamu. iya kamu, menanyakan kabarku.

      Ternyata kamu tak pernah berubah.. Perhatianmu tetap sama. Kini rindu yang kurasa. Di ujung pesan yang terakhir tertulis "Aku di dalam, tempat kita bertemu". Aku melihat sekelilingku. Disana. Kamu di sana. Indah, manis. Senyummu.. tetap sama.

      Sebentar. Ada yang berbeda. Di belakang mu. Dia. Kekasihmu. Tahukah kamu? "Rasa ini tetap tersimpan rapih walau sering kamu sakiti dengan hal yang sama"
Aku mencoba berbalik arah.. Memikirkan kembali tentang apa yang pernah kuperbuat. Menyakitimu. Dan ini yang kamu rasa. Perih. Seribu sayatan pisau sebanding tepatnya yang mungkin sama dengan yang saat ini kurasa.

      "Maaf, Telah menyakitimu.."

Kamis, 27 Juni 2013

Kata Sahabat yang Terlanjur Melekat.

      "Menatapmu, hatiku bersandar, dengan sebutan sahabat."

      Kagumku. Melihatmu selalu bertahan dengan kata cinta. Entah apa tujuanmu. Mencinta dan di sakiti (lagi).

      Bosan, mendengar ceritamu tentangnya. Bukan tak mendukung, lebih tepatnya tak mau mendukung. Terlihat bodoh; Kamu sayang dia, dia sayang yang lain. Pengorbanan? Basi.. Kamu berkorban untuk dia, lalu? dia diam saja? untuk apa?

      Dia bukan tak bisa mencintaimu, hanya tak mau mencintaimu. Lihat, aku tetap bertahan walau menyalahkanmu yang tetap mau berdiri di belakangnya. Manusia bodoh yang bernasib baik di cintai sosok seperti mu.

       Sudahlah. Egois memang, kata sahabat sudah terlanjur melekat didiri kita. Bersandar di belakangmu, sejalan berbeda arah. Aku tetap berjuang demi mu, seseorang dengan cerita sejalan dalam hidupku.

       Aku tahu ini bodoh. Bodoh mencintai sahabatku sendiri. Mungkin. Apa? Menyalahkan? Maaf, hatiku tak bisa disalahkan. Keadaan yang buat semuanya serumit ini. Serumit kamu mencintainya. Bertolak.

      Tahuku, berjuang untuk kamu yang pantas di perjuankan adalah mustahil. Yang ku ingat, kata mustahil tak pernah ada dalam sosok dunia.

Senin, 13 Mei 2013

Berbeda. "Awal Perpisahan"

       "Aku tunggu kamu di sini." Fitri memeluknya dengan dengan kencang. Tanpa pergerakan sedikit pun dari Satria. Fitri berbicara di telinganya dengan lembut. Hanya tatapan indah yang di terima oleh Fitri, yang perlahan dinikmatinya tanpa sedikitpun sendu yang dirasa. Begitu sebaliknya. Hingga Satria mampu berpikir dan mengatakanya dalam relung jiwa yang hanya hatilah yang dapat mendengar. 'Aku akan terus berada disini. Di hatimu yang lembut sampai tak tau lagi kapan kita akan berpisah'.

      Sore ini Fitri benar-benar harus meng-iya-kan bahwa kekasihnya harus pergi. Fitri adalah wanita yang sangat menyayangi Satria.Sudah hampir 3 tahun mereka bersama. Rasa takut kehilangan sering mereka jumpai di setiap waktu, selebih lagi ketika mereka tak bertemu kembali.

     Kota yang mengharuskan jauh berbeda membuat mereka saling bertanya. Terutama Fitri yang selalu bertanya besar hingga sering kali membuat hatinya lalu lalang, menyendiri, terdiam berpikir hal banyak yang amat sangat buruk. Sering terlintas di pikiranya; 'Dia yang ku sayang, akankah selalu memikirkan-ku di tempat yang berbeda?'' tak yakin di dalam dirinya. Satria yang bersikap baik pada wanita menurut Fitri membuat Fitri semakin takut akan apa yang nanti bisa di lakukan satria hingga mengecewakanya.

      Beberapa kali Fitri mengungkapkan padanya bahwa dirinya tak ingin kehilangan sosok yang di dambakannya. Senyuman lah tanggaap-nya.

***
     "Enggak pernah gue ngerti setiap kali gue bertanya hal itu sama dia." Fitri bercerita kepada ku. Saat ku menemuinya beberapa hari setelah satria sudah tak lagi di kota ini.
      "Dia cuma senyum, dan gue ragu". lanjutnya.
     Aku melihatnya bercerita, dan terpancar jelas fitri merasakan keraguannya walau dirinya senang tetap bersama Satria hingga selama ini. Dan terlihat jelas juga bukan hanya kegelisahan itu yang menyiksanya menjadi sebuah pertanyaan keras. Ada kegelisahan yang lebih besar dari ini..
       "Percaya padanya, Tidak akan pernah mulai sebelum ada yang memulainya" Singkat jawab ku. Fitripun termenung diam. Benar saja dugaku, bukan hanya itu yang ada dalam kegeliasahanya.
         "Ada yang jauh sering gue takutin." Sahutnya.
        "Apa?"
        "Waktu yang tepat di mana gue dan satria benar-benar terpisah." Air matanya pun mulai rintik.
        "Waktu di mana kita emang enggak akan bisa bersatu lagi. Gue baru beberapa tahun sama Satria.. tetapi gue dan agama gue? Sudah sejak lahir hingga saat ini." Suara hatinya mulai meluap.
         "Gue enggak bisa ninggalin agama gue dan Satria-pun begitu".
 Aku pun terdiam.
      Dan kini, pertanyaan ini menjadi pertanyaan ku. Jujur aku orang yang belum paham atas dasar apa Tuhan menciptakan cinta yang seutuhnya namun tetap tidak bisa disatukan. Apakah ini masih dapat di katakan cinta? Dimana dua anak manusia di pertemukan dalam kepercayaan yang "mungkin" berbeda lalu di pisahkan. Sudahlah aku tak mengerti. Aku percaya rencananya jauh lebih indah.

Minggu, 12 Mei 2013

Pertama kali coba nulis.

Gue pernah punya blog. Gue baru pertama kali punya blog itu sekitar tahun 2010 sebelum jamanya anak gaul mencuat ke permukaan bumi dan itu bukan blog pribadi gue. Awalanya sih gue iseng pengen punya blog, walaupun gue agak beloon tentang apa itu blog, intinya gue pengen punya blog.

Sampai suatu saat gue bener-bener deh menyerahkan diri untuk buat blog gara-gara gue sempet liat temen gue nulis di salah satu blognya (kesanya blognya banyak banget) dan blognya menurut gue keren banget. Isi tulisanya sih enggak keren-keren banget *maapin ya* tapi gaya tulisanya broo yang keren dan gaul banget.. huruf A jadi angka 4, B jadi angka 8 dan tulisnya gede kecil gede kecil *maap enggak maksud bongkar* . Sempet pusing bacanya sih, tapi menurut gue di jaman itu keren banget sampe akhirnya gue juga buat blog satu tahun kemudian dengan versi orang normal. M4KsUD LO3 GhUE KUR4NG N0Rm4L?!! *temen alay gue nyaut*

Gue coba-coba nulis tulisan pertama gue dan itu keren banget.. mudah-mudahan. Meskipun dari awal gue udah pusing buat mikir apa yang gue tulis dan galau setengah mampus.. gue diem di depan notebook gue di rumah enggak tau mau nulis apa. sampai sempet-sempetnya gue keringet dingin dan pengen buang air besar.. sayangnya pas itu Reza (saudara gue) lagi di kamar mandi, buang air besar juga.. gue gebrak pintunya, gue suruh keluar si reza dan gue buang air besar di kamar mandi dan si Reza akhirnya keluar. si Reza tetep buang air besar.. tapi di halaman depan rumah. Karena kamar mandi gue cuma satu.

Nahh akhirnya gue dapet bahan buat nulis di blog gue dengan pemikiran yang cukup normal. W0Y NG4T4IN gU3 L4gI?!! *temen alay gue nyaut lagi*.
Sedikit lama sih gue mikirnya tapi enggak apa-apa yang penting gue dapet ide. Tulisan gue sih enggak bagus-bagus banget, tapi banyak yang bilang keren pas udah gue post. Setelah satu minggu gue tunggu ada berapa orang yang baca blog gue dan ternyata.. enggak ada yang baca. Gue bingung kenapa enggak ada yang baca(?) pas gue cek blog gue lagi ternyata tulisan gue emang bener-bener ke post.. tapi di draft. Sial bunuhh aja gue!! .

Setelah tau itu, kali ini gue bener-bener mau ngepost dan bukan di draft. Akhirnya gue terbukti dan tulisan gue bener-bener emang normal. NgT4in l4gI k4n!?? *si alay nyaut* Ehk 4laY S3nsi bGt loee!? (eh maap jadi alay juga).

Di postingan gue pertama. Gue sempet dapet coment yang kaya gini; "Tulisan lo keren, gue banget." Ada juga yang kaya gini "Tulisan lo nyentuh banget.". Nah ada yang  coment aneh juga kaya gini "Tulisan lo kaya pernah gue denger." ( WOY!! Ini tulisan apa siaran Radio!? ). Dan ini yang terkahir yang sempet gue baca. gue mau ngasih tau tapi jangan bilang-bilang ya? oke comentnya kaya gini.. "Tulisan lo lirik lagu ya?" sip! ketahuan tulisan di blog pertama gue itu lirik lagu.

Tamat.

Udah sampa disini dulu ceritanya. tunggu di tulisan berikutnya :)

Kamis, 09 Mei 2013

Ego dan Logika

        Mungkin ini yang di namakan pelajaran; Ku coba secangkir kopi hangat di meja pada pagi hari. Rasanya nikmat.. Tidak perlu bepuluh-puluh menit semuanya terprosses, tapi entah mengapa yang kurasa tidak senikmat awal. Meskipun tetap hangat tapi secangkir kopi ini jadi cepat habis,mungkin karena aku terus ingin merasakan kehangatan. Dan kekecewaan ku timbul.Esoknya,kubuat secangkir Kopi lagi . Kekecewaan ku tak ingin ku alami kembali. Aku tak ingin secangkir Kopi ini menjadi cepat habis (lagi). Ku minum dengan berselangnya waktu. Tp hasilnya, (lagi-lagi) mengecewakan.. Secangkir Kopi menjadi tidak enak,karena sudah tidak hangat.

     Mengapa kisah cinta ini semacam "Secangkir Kopi". cinta ini terus ingin ku nikmati ketika menggunakan hati. Kenyataanya; kisah cinta ini begitu cepat, dan tak dapat ku nikmati kembali. Begitu pula ketika logika ini mencoba untuk jauh lebih menjaga,dan menahan waktu, agar kisah ini tak secepat kemarin. Namun kenyataanya; Rasa cinta ku ini mudah luntur,dan hilang. Karena cinta ku terlahap oleh waktu.

" Buat lah cinta menjadi tidak terburu-buru. Agar cinta tidak terlalu cepat untuk dilewatkan, dan jangan juga buat kisah cinta menjadi terlalu lama, bisa-bisa rasa cinta menjadi pudar karena terlalu lama di diamkan. Kisah cinta harus pada PORSINYA, tidak terlalu cepat,dan terlalu lama "

Rabu, 08 Mei 2013

Tersentak

Lagu sendu terdengar jelas. Memusnahkan canda riang ku pada segelintir kaum baik yang ku banggakan. Aku terdiam. Mendengar rintihan penyanyi yang membicarakan yang mungkin mewakilkan ku saat ini.

Di tempat ini. Tempat yang biasa kusinggahi dengan mengulur waktu sudah tidak sama. Ku menoleh mendengar teguranmu kepada teman-teman ku. Dan bukan kepada ku.

Saat ini, ini kali pertamaku bertemu mu di tempat yang sama dengan suasana berbeda. Tak ada tegur sapa manis yang kamu lontarkan dengan sedkit harapanku. Karena ku tau rasa anta saja mungkin tidak mau kamu lontarkan kepada ku. Mungkin.

Aku melihatmu dengan kasat yang seperti biasa. Berdiri di belakang meja,tertawa tidak ringan,menggoda kawan-kawan ku. Itu sangat manis menurut ku. Ku menyesal hanya dapat melihat mu seperti biasa melalui cermin-cermin yang ku lewati di tempat ini.

Namun sudahlah…

Menyayanginmu masih ingin kurasakan sesunggugnya. Melihatmu saja masih ingin ku rasakan sebenarnya. Huhhh ada yang mengganjal.. Mengingat gelagat mu yang seronok membuat ku berhenti dan berfikir sejenak; Mungkin untuk merasakan emosi ku saja karena tingkah mu, itu tak pantas kamu rasakan, apa lagi tetap merasakan sayang ku kepadamu… Tak pantas kamu dapatkan pula.

360 Derajat

Entah kenapa semunya bisa terjadi. Siapa yang seharusnya ku salahkan? Dia,kamu,aku,atau tuhan yang berperan pembuat kisah ini? Nyatanya tidak ada yang bisa kusalahkan.

Awalnya aku yakin atas semua yang kau lakukan. Jernih, memantulkan cahaya seakan aku benar-benar ada didalam bola matamu yang merangsang keotak dan hati, hingga kamu tidak mau tau lagi rasa cinta yang lain.

Sudah cukup lama yang kurasakan tak perlu lagi ku perthankan. Memang benar; “Jika kita mencintainya bukan waktunya kita meninggalkan orang yang kita cinta terjebak dalam hal buruk” namun apa yang bisa aku kerjakan? Tak ada lagi menurut ku.. Bukankah kamu yang ku cinta juga mencintai orang lain? Jika membahagiakan mu dengan tetap seperti ini mampu membuat mu senang (lagi-lagi) apa yang mampu ku perbuat? Ya melihatmu berada di samping ku sudah cukup buat ku senang.

Wadah dalam keseharian mu bersamaku tak lagi sewajarnya. Dia yang menurut mu sempurna,dan kamu yang menurutku sempurna. Ternyata tidak dapat membohongi sikap kita.

Ragamu memang bersamaku,namun hatimu tidak.. Semua terasa ketika dia hadir.. Entah harus ku bilang dalam kehidupan mu,kehidupan ku atau kehidupan kita berdua. Dia tau kamu miliku,kamu pun begitu. Dia pun tau,hatinya bukan untukmu dan aku tau hatimulah untuknya..

Kurasa kaupun tau. Kisah kita tidak semanis dulu,tawamu tidak segurih dulu,pola bicaramu berubah.. Sampai porsi mu kepadanya jauh lebih tinggi dibanding pasangan mu sendiri..

Entah kamu yang menunggunya,atau aku yang terlalu berharap hal bodoh,yang benar-benar sudah kupahami semua tidak akan kembali. Aku tetap ingin bersamamu; “Tak peduli seberapa besar cintamu kepadanya.. Cukup sampai disini yang ku tahu. Selebihnya. aku tak tau dan tidak ingin tau. Yang tepenting buat ku, cinta ini akan terus mengalir deras dalam hatiku, walau dirimu tak seperti hari-hari kemarin” .