Beranda

Rabu, 08 Mei 2013

360 Derajat

Entah kenapa semunya bisa terjadi. Siapa yang seharusnya ku salahkan? Dia,kamu,aku,atau tuhan yang berperan pembuat kisah ini? Nyatanya tidak ada yang bisa kusalahkan.

Awalnya aku yakin atas semua yang kau lakukan. Jernih, memantulkan cahaya seakan aku benar-benar ada didalam bola matamu yang merangsang keotak dan hati, hingga kamu tidak mau tau lagi rasa cinta yang lain.

Sudah cukup lama yang kurasakan tak perlu lagi ku perthankan. Memang benar; “Jika kita mencintainya bukan waktunya kita meninggalkan orang yang kita cinta terjebak dalam hal buruk” namun apa yang bisa aku kerjakan? Tak ada lagi menurut ku.. Bukankah kamu yang ku cinta juga mencintai orang lain? Jika membahagiakan mu dengan tetap seperti ini mampu membuat mu senang (lagi-lagi) apa yang mampu ku perbuat? Ya melihatmu berada di samping ku sudah cukup buat ku senang.

Wadah dalam keseharian mu bersamaku tak lagi sewajarnya. Dia yang menurut mu sempurna,dan kamu yang menurutku sempurna. Ternyata tidak dapat membohongi sikap kita.

Ragamu memang bersamaku,namun hatimu tidak.. Semua terasa ketika dia hadir.. Entah harus ku bilang dalam kehidupan mu,kehidupan ku atau kehidupan kita berdua. Dia tau kamu miliku,kamu pun begitu. Dia pun tau,hatinya bukan untukmu dan aku tau hatimulah untuknya..

Kurasa kaupun tau. Kisah kita tidak semanis dulu,tawamu tidak segurih dulu,pola bicaramu berubah.. Sampai porsi mu kepadanya jauh lebih tinggi dibanding pasangan mu sendiri..

Entah kamu yang menunggunya,atau aku yang terlalu berharap hal bodoh,yang benar-benar sudah kupahami semua tidak akan kembali. Aku tetap ingin bersamamu; “Tak peduli seberapa besar cintamu kepadanya.. Cukup sampai disini yang ku tahu. Selebihnya. aku tak tau dan tidak ingin tau. Yang tepenting buat ku, cinta ini akan terus mengalir deras dalam hatiku, walau dirimu tak seperti hari-hari kemarin” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar dengan tutur kata yang baik, tak menjatuhkan orang lain, kelompok, dll. Terimakasih banyak! :)