Beranda

Kamis, 09 Mei 2013

Ego dan Logika

        Mungkin ini yang di namakan pelajaran; Ku coba secangkir kopi hangat di meja pada pagi hari. Rasanya nikmat.. Tidak perlu bepuluh-puluh menit semuanya terprosses, tapi entah mengapa yang kurasa tidak senikmat awal. Meskipun tetap hangat tapi secangkir kopi ini jadi cepat habis,mungkin karena aku terus ingin merasakan kehangatan. Dan kekecewaan ku timbul.Esoknya,kubuat secangkir Kopi lagi . Kekecewaan ku tak ingin ku alami kembali. Aku tak ingin secangkir Kopi ini menjadi cepat habis (lagi). Ku minum dengan berselangnya waktu. Tp hasilnya, (lagi-lagi) mengecewakan.. Secangkir Kopi menjadi tidak enak,karena sudah tidak hangat.

     Mengapa kisah cinta ini semacam "Secangkir Kopi". cinta ini terus ingin ku nikmati ketika menggunakan hati. Kenyataanya; kisah cinta ini begitu cepat, dan tak dapat ku nikmati kembali. Begitu pula ketika logika ini mencoba untuk jauh lebih menjaga,dan menahan waktu, agar kisah ini tak secepat kemarin. Namun kenyataanya; Rasa cinta ku ini mudah luntur,dan hilang. Karena cinta ku terlahap oleh waktu.

" Buat lah cinta menjadi tidak terburu-buru. Agar cinta tidak terlalu cepat untuk dilewatkan, dan jangan juga buat kisah cinta menjadi terlalu lama, bisa-bisa rasa cinta menjadi pudar karena terlalu lama di diamkan. Kisah cinta harus pada PORSINYA, tidak terlalu cepat,dan terlalu lama "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar dengan tutur kata yang baik, tak menjatuhkan orang lain, kelompok, dll. Terimakasih banyak! :)