Beranda

Kamis, 27 Juni 2013

Kata Sahabat yang Terlanjur Melekat.

      "Menatapmu, hatiku bersandar, dengan sebutan sahabat."

      Kagumku. Melihatmu selalu bertahan dengan kata cinta. Entah apa tujuanmu. Mencinta dan di sakiti (lagi).

      Bosan, mendengar ceritamu tentangnya. Bukan tak mendukung, lebih tepatnya tak mau mendukung. Terlihat bodoh; Kamu sayang dia, dia sayang yang lain. Pengorbanan? Basi.. Kamu berkorban untuk dia, lalu? dia diam saja? untuk apa?

      Dia bukan tak bisa mencintaimu, hanya tak mau mencintaimu. Lihat, aku tetap bertahan walau menyalahkanmu yang tetap mau berdiri di belakangnya. Manusia bodoh yang bernasib baik di cintai sosok seperti mu.

       Sudahlah. Egois memang, kata sahabat sudah terlanjur melekat didiri kita. Bersandar di belakangmu, sejalan berbeda arah. Aku tetap berjuang demi mu, seseorang dengan cerita sejalan dalam hidupku.

       Aku tahu ini bodoh. Bodoh mencintai sahabatku sendiri. Mungkin. Apa? Menyalahkan? Maaf, hatiku tak bisa disalahkan. Keadaan yang buat semuanya serumit ini. Serumit kamu mencintainya. Bertolak.

      Tahuku, berjuang untuk kamu yang pantas di perjuankan adalah mustahil. Yang ku ingat, kata mustahil tak pernah ada dalam sosok dunia.